Bus Listrik Maxvel dari PT. Mobil Anak Bangsa |
BUS LISTRIK - Apakah
kalian masih Sudah Tau
dengan bus lansiran Mobil Anak Bangsa (MAB)? Bus yang menggunakan tenaga
listrik sebagai sumber energi utamanya ini memang sedang menjadi salah satu
topik yang panas beberapa hari ini belakangan ini.
Bus yang dibuat PT. Mobil Anak Bangsa ini
dipamerkan di ajang GIICOMVEC (Gaikindo Indonesia International Commercial
Vehicle Expo) 2018 yang hari Minggu, 4 Maret lalu baru saja berakhir.
Dikutip dari autonetmagz.com produk
yang dibuat PT. Mobil Anak Banggsa
(MAB) ini merupakan respon dari pihak
pabrikan akan program Pemerintah Indonesia dalam rencana umum energi nasional
Indonesia sesuai dengan komitmen Pemerintah Indonesia yang telah menandatangani
kesepakatan di Konferensi Perubahan Iklim ke 21 di Paris tahun 2015 yang lalu. Bus Listrik nantinya akan
diproduksi secara massal dengan melibatkan anak – anak terbaik bangsa
Indonesia. Sejauh ini, TKDM alias kandungan komponen lokal dari bus liostrik yang di gagas bapak moeldoko
ini sudah ada di angka 45%.
Bus
listrik ini nantinya bisa dimanfaatkan sebagai bus transportasi dalam kota,
maupun luar kota. Selain itu, bus listrik ini bisa digunakan sebagai
transportasi di bandara, pelabuhan, maupun kendaraan untuk keperluan wisata.
Piha-pihak Pelayanan transportasi umum masal seperti, Transjakarta juga sempat melirik Bus yang di gagas pak moeldoko ini,
namun masih menunggu kesiapan dari pemerintah untuk penggunaan kendaraan listrik untuk transportasi umum massal, khususnya dalam hal
stasiun pengisian daya listrik untuk kendaraan – kendaraan listrik.
bus listrik Besutan PT. Mobil Anak Bangsa (MAB) ini diklaim bisa berjalan sejauh 250 km dalam sekali isi daya penuh
dengan waktu pengecasan dari 0 – 100% hanya 3 jam saja.
Jadi,
Bus listrik yang di produksi PT. Mobil Anak Bangsa, yang rencananya
akan dijual seharga 3 miliar Rupiah.
Bus Listrik Maxvel dari PT. Mobil Anak Bangsa |
Tidak berhenti sampai di situ, ungkap Bapak Moeldoko Pihaknya juga sudah berencana untuk membangun pabrik batrei di Indonesia. beberapa negara lain juga sudah melakukan pendekatan kerjasama, seperti korea, sanghai, dan juga jepang. Namun masih terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi, seperti masalah limbah, faktor lingkungan, dan bahan material yang menjadi maslah lain. Seperti logam yang bahan untuk membuat batrei ini sulit didapat. Ungkpa Bapak Moeldoko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar